Murahnya Harga Sebuah Kematian

Murahnya Harga Sebuah Kematian
"Begitu mudahnya nyawa melayang, Padahal tanpa diundang pun kematian pasti datang" begitulah kalimat dalam lirik lagu Legenda Musik Indonesia "Iwan Fals" yang khas dengan kritikan-kritikan sosialnya.

Melihat konteks keadaan NKRI saat ini. Ya betul sekali, konflik terjadi hampir dipenjuru Nusantara. Bentrok antar mahasiswa, bentrok antar suku, bentrok mahasiswa dengan aparat, demo yang anarkis, DLL yang berujung korban jiwa... sungguh tragis. Pemerintah dan Aparat seolah tidak mampu menanggulangi permasalahan-permasalahan yang klasik seperti ini.

Menurut Syahganda (dikutip dari SR)
“Masyarakat seolah-olah tidak lagi melihat adanya peran aparat dan pemerintah, karena memang tidak kelihatan fungsinya yang efektif dalam mengatur ketertiban sosial,"
Kasus yang paling hangat adalah bentrok antar pendukung di PN Jaksel yang menewaskan 3 orang, benar-benar mengerikan. Kenapa Aparat tidak mampu melerai pertikaian ini hingga akhirnya berjatuhan korban? masa Aparat takut sama preman! Bukannya Aparat Kepolisian sudah terlatih dalam segala bidang untuk melindungi dan mengayomi masyarakat?

Benarkah kasus-kasus seperti ini diciptakan untuk menutupi kasus-kasus penguasa yang sedang di rojok oleh publik? supaya perhatian rakyat beralih kepada kasus yang terbaru... Aaakkhh apapun alasannya, pemerintah sekarang tidak mampu memberi rasa kenyamanan dan keamanan bagi rakyatnya.

Kenapa harga sebuah kematian di negeri ini semakin murah...

Bentrok terus menerus mengguncang Negeri ini yang diakhiri dengan melayangnya nyawa manusia. Apa sebenarnya yang terjadi di Negeri ini? Kapan berakhirnya situasi seperti ini? tidak bisakah kita saling berpelukan?
Jika perang bukan jalan terbaik! kenapa tidak berdamai saja?

{ 0 Comments... Views All / Send Comment! }

Post a Comment